Potret Persaudaran Kita

Potret Persaudaran Kita

 Ibnul Qayyim Al Jauziyah -rahimahullah- berkata:
Bila ada orang yang menyayangi anda karena sesuatu, maka dia akan berpaling disaat sesuatu tersebut hilang dari anda.
Dalam hidup kita harus cerdas membedakan mana orang yang hadir sebagai saudara, sahabat, atau orang yang hanya numpang lewat. Apalagi hari ini, dimana kata ukhuwah (persaudaraan) tak lebih dari sekedar pelengkap majelis, selalu manis diujung lidah dab jauh dari praktek.

Hari ini… Ukhuwah hampir selalu identik dengan kepentingan bisnis, kesamaan hobi, kesamaan visi dalam berpartai atau berorganisasi, atau karena tujuan-tujuan lain yang sebenarnya jauh dari makna ukhuwah yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam 14 abad silam.
Beliau -shallallahu alaihi wasallam- pernah bersabda:

Baca Juga :

  1. Bersyukurlah
  2. Kita Hanya Transit di Dunia
Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim lainnya. Tidak boleh menganiaya ataupun membiarkan dianiaya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.Barang siapa melapangkan kesusahannya, maka Allah akan melapangkan kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aibnya, maka Allah akan menutupi aibnya dihari kiamat  (HR. Bukhori)
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayangi dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (HR.Muslim)
Makna ukhuwah persaudaran yang tersurat dalam sabda tersebut adalah makna ukhuwah yang murni, jauh dari tendensi pribadi atau kepentingan duniawi. Bahkan makna ukhuwah itu menembus segala batas-batas materi, pangkalnya menancap di bumi, namun ujungnya menjulang ke surga.

Kita harus bercermin kembali pada generasi awal yang hidup dalam tarbiyah nabawiyah, membaca kembali kisah keteladanan mereka, bukan untuk sekedar berbangga namun untuk meneladani, supaya kemusliman kita tampil dalam performa yang luhur.

Mari merajut ukhuwah persaudaraan diatas minhaj nubuwah.


Oleh ustadz Aan 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama