Televisi Merampas Dunia Anak

Televisi Merampas Dunia Anak
Televisi Merampas Dunia Anak 

WakhidAhmad.com - Jika ingin jujur dunia anak kini telah direnggut dengan paksa dalam ruang media penyiaran, yakni televisi. Kita sama-sama tahu banyak anak Indonesia yang mengumandangkan lagu-lagu dewasa disiarkan TV, apalagi stasiun TV swasta lewat program kompetisi mencari bakat anak misalnya.

Di dalam ruang TV, bukan suatu kebetulan publik melihat anak yang tergolong masih “bau kencur” alias masih di bawah umur namun mereka dengan pandai menyanyikan lagu yang sebetulnya milik orang dewasa. Itu semua terjadi karena adanya peran aktif dari tim kreatif media penyiaran yang berkolaborasi dengan ideologi pemilik TV.

Dari situ sesungguhnya dapat kita tebak ke mana anak-anak Indonesia ingin diarahkan oleh TV. Mengapa dikatakan seperti itu karena dewasa kini keberadaan TV memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam mendorong suatu generasi ke dalam satu perubahan besar. Wawan Kusnadi, (1996), mengatakan siaran TV menimbulkan efek serius terhadap tiga hal yang sangat fundamental terhadap diri seseorang (baca: anak). Diantaranya: (1) dampak kognitif, yakni kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. (2) dampak perilaku, yakni proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pemirsa. (3) dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada trend aktual yang ditayangkan televisi. 

Baca Juga :

  1. Tips Cara Mendidik Anak Secara Baik
  2. Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak
  3. Permintaan anak yang tidak di ketahui oleh Ibu

Maka, jangan heran bila tiba-tiba kita melihat atau bahkan mengalami sendiri terjadi perubahan pola berpikir dan bersikap mereka yang disebabkan karena pengaruh TV dan pola konsumsi lagu anak yang tidak pantas sehingga menimbulkan imitasi/peniruan terhadap anak lain secara massal.

Jadi kita tidak perlu kaget bila anak-anak kini telah mengabaikan lagu-lagu yang sebetulnya cocok buat dunia mereka.  Anda pasti masih terngiang dengan penyanyi dan lagu bergendre anak berikut ini. Ada Chica Koeswoyo yang populer pada tahun 1975 dengan Heli,Puput Melati yang tenar karena lagu Satu Tambah Satu yang dibawakannya pada tahun 1988. Disusul Melisa yang popluer berkat lagu Abang Tukang Bakso. Selain itu, Ria Enes dan Boneka Susan telah menyemarakkan blantika musik anak dengan album Susan Punya Cita-Cita pada tahun 1992. Kemudian hadir pula penyanyi anak yang fenomenal, Joshua Suherman dengan Diobok-obok pada tahun 1997. Sherina muncul pada tahun 1999 dengan Jika Aku Besar Nanti, kemudian Tasya yang membawakan lagu  karya A.T Mahmud  dalam album Libur Tlah Tiba.Dan tentu masih banyak lagi penyanyi dan lagu anak yang sekarang telah ditinggalkan anak dan menggantikannya dengan lagu pop bertemakan cinta. Dengan kalimat lain, lagu anak dulu dilupakan dan anak lebih doyan dengan lagu dewasa yang sebenarnya belum pantas buat mereka konsumsi.

Agenda setting TV telah “berhasil” membawa anak-anak kita terasing pada dunianya yang sebenarnya. Karena itu, kita dapat menebak bagaimana jadinya generasi penerus ke depan. Mereka semakin menjadi pribadi yang hedon, generasi karbitan TV, cara berpikirnya pendek. Ini harus kita waspadai, jangan sampai semakin banyak anak yang menjadi korban televisi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama